Note 128

Admin 6/23/2024 11:02:00 AM

Kali ini aku ingin menulis tentang kebaikan dengan cara yg salah. Sekitar 4 tahun lalu. Aku pernah memberi pelajaran kepada orang dengan cara yg agak beda dan agak sedikit salah. Pernah ada yg meminta bantuanku. Okelah aku bantu semuanya. Setelah selesai mereka diam aja tanpa bilang terima kasih setelah ditolong. Pikirku sesekali gak masalahlah. Tapi lama2 kok banyak yg begitu. Akhirnya aku beri pelajaran ke semuanya. Saat ada yg sudah kutolong atau ditolong maka aku langsung bilang sama2. Apapun kondisinya aku yg akan pertama bilang sama2. Pertama2 banyak yg kaget akhirnya agak malu2 bilang terima kasih. Semenjak itu banyak agak marah dan aku mulai dijauhi semuanya. Perlahan2 mereka sepertinya mulai mengerti dan terkadang meniruku dan sambil ngelirik aku. Akhirnya semua bisa berubah. Ada lagi saat ini yg sedang aku ubah agar bisa berubah menjadi lebih baik. Ada seorang nenek2 yg begitu sombong yg sedang aku usahakan. Dia ini selalu bercerita kalo dia dulunya menjabat sebagai ketua lingkungan (lingkungan kristen katolik) selama lebih dari 30 tahun. Dia juga selalu bilang kalo dia dulu adalah pelayan gereja selama 32 tahun. Tapi sifatnya itu gak sesuai dengan statusnya sebagai pelayan gereja. Seharusnya pelayan gereja yg biasanya memberi pelayanan kepada umat menurut keyakinannya itu sesuai dengan ajarannya yaitu belas kasih dan kasih sayang. Dia sering merendahkan orang lain yg tidak sesuai dengan caranya. 

Karena gak ada yg berani menegur dan membimbing ya udh aku saja. Aku mendiamkan dia. Menjauh kalau mendekat. Dia juga mendiamkan aku. Gak masalah aku. Aku dianggap jahat gpp. Aku dibilang setanlah. Goblok. Bodoh. Edan. Malah dia membuat sebuah cerita yg sudah direvisi. Dia pernah jatuh terpeleset. Kejadiannya beberapa bulan yg lalu. Mungkin lebih dari setahun yg lalu. Dia lari karena pengen cepet2 ke kamar mandi trus jatuh terpeleset. Semua kotorannya aku yg ngumpulin karena tersebar kemana2. Sambil agak2 jijik gimana gitu. Dia gak bisa bangun. Trus aku ambil kursi yg bisa didorong. Aku dorong pelan2 karena kakinya sakit sekali. Aku mau bilang ke anaknya tp bilangnya gak usah takut dimarahin. Aku dorong pelan2 tiap inchi karena sakit katanya. Jadi mau gak mau aku bilang anaknya dan dipanggilin ambulance. Akhirnya operasi dan kakinya patah. Itu versi originalnya.

Cerita menurutnya yaitu dia yg ngumpulin kotorannya sendiri. Kalo gitu ya tak tambahi aja. Dia yg ngambil kotorannya sendiri. Kursi dorongnya kebetulan pas ada disitu saat dia jatuh. Sehari sebelum jatuh dia tiba2 pindahin kursinya dari dalam keluar jadi untungnya pas jatuh ada kursi itu. Dia dorong sendiri kursinya dan bilang sama anaknya. Setelahnya sama seperti aslinya. Aku tambahi lagi ketika dia jatuh aku masih tidur dan dia berusaha dorong kursinya aku cuna bilang ooo dan langsung mandi. Salahkah aku? Apa aku jahat?

Dia itu selalu bilang setan ke orang2. Makanya banyak pegawai yg gak tahan sama dia. Banyak yg keluar gara2 dia. Padahal dia pelayan gereja. Itu yg mau aku ubah. Aku ingin dia membanggakan dirinya menjadi pelayan gereja disertai sifat yg sesuai ajarannya yg penuh kasih sayang. Jahatkan aku? 

Previous
Next Post »
0 Komentar