Note 134

Admin 6/25/2024 07:59:00 PM

Hujan dikala senja menanti

Menghibur diri dengan secangkir kopi

Menunggu datangnya hari

Hati terasa sangat berisik dengan suara2 tanpa sebuah bunyi

Terlalu berisik hingga hanya terdengar suara hati

Suara secuil kapas terjatuh pun sangat nyaring sekali

Betapa ramainya hati ini


Dikala senja menanti

Hujan turun silih berganti

Dari langit jatuh ke bumi

Menggetarkan tanah yg membasahi

Lautan emosi terkumpul riuh diatas kepala ini


Dikala senja menanti

Terlalu lama hati ini mati

Ditinggal pergi

Meninggalkan janji

Tanpa jejak kaki

Bahkan tanpa permisi

Mengubur dalam2 semua harapan yg sudah disusun rapi

Melanggar janji merupakan dosa yg tak terampuni

Maka kini aku wujudkan itu sendiri

Pupus sudah jiwa dan hati kini

Bukan karena terhalang oleh restu ilahi

Bukan karena takdir dari ilahi

Tadir bisa diubah dengan kemauan diri

Yg salah adalah diri sendiri


Dikala senja menanti

Kau ambil saja rasa ini

Rasa yg Kau titipkan ini

Rasa itu sudah lama pergi

Semua cukup sampai disini

Dia telah berbahagia kini

Menemukan sebuah pengganti

Penggantiku kini

Maka aku ingin rasa ini Kau ambil kembali

Aku tak berhak lagi

Aku tak sanggup lagi

Menanggung sebuah rasa yg Kau titipkan yg sudah tak berarti

Jika ini adalah cobaan yg Kau ingin uji

Maka aku sudah memahami

Aku sudah belajar dari sini

Jika cinta memang tak harus memiliki

Tapi abadi

Dalam tempat tersendiri

Jauh didalam hati


Dikala senja menanti

Menurutku masih ada 1 hal lagi dari tahapan terakhir semua peristiwa yg telah terjadi

Yaitu memaafkan dan menerima diri

Mengikhlaskan adalah titik tertinggi mencintai

Kenangan akan sosokmu dan semua ceritamu akan tersimpan kedalam keabadiaan yg tak bisa diceritakan lagi dikemudian hari

Tenanglah abadi didalam hati ini



Aku dan senja

Previous
Next Post »
0 Komentar