Bapakku juga pernah curhat jika matanya kabur. Sangat kesusahan membaca saat khotbah jumat. Walaupun sudah pakai kacamata juga. Diajak ke dokter juga gak mau. Saat aku yg ajak akhirnya mau juga. Aku anter ke puskesmas buat rujukan dan antar ke rumah sakit. Akhirnya harus operasi lasik mata. Dan alhamdulillah lancar. Pokoknya kalo aku yg bujuk berobat langsung berangkat.
Di waktu yg lain. Aku dihubungi pagi2 sama adikku jika nenekku yg ada dikediri sudah meninggal. Nenek yg selalu cium2 saat mudik kesana. Beberapa hari sebelum nenekku meninggal. Dia masuk rumah sakit dan ibuku juga langsung berangkat naik kereta. Saat dikabari saat itu juga aku langsung pulang. Aku pulang kerumah dulu untuk tanya adikku dulu. Katanya adikku sama bapakku gak punya cukup uang buat kesana. Uangnya dibawa ibuku semua. Aku kasih adikku uang 350k buat beli tiket kereta buat adikku dan bapakku besok pagi. Uang yg aku punya sisanya cuma ada 110k doang. Ditanya bapakku uangnya yg aku bawa cukup gak. Aku bilang ke bapakku uangku cukup padahal cuma ada 100 ribu. Berbekal nekat akhirnya aku ijin ke bapakku untuk pergi kesana terlebih dahulu. Niat bismillah akhirnya naik motor dari rumah ke kediri. Dimotor yg jadi pikiranku adalah betapa sakitnya hati ibuku kehilangan orangtua terakhir. Di perjalanan aku menangis sambil fokus ke jalan. Aku tancap gas trus tanpa istirahat. Di tengah jalan aku mendapatkan sebuah musibah. Ternyata banku sudah tipis dan harus diganti. Biayanya 100 ribuan. Aku beberapa kali pergi ke tempat ban2 bekas akhinya dapat diharga 50 ribu. Terpaksa deh. Perjalanan dari magelang ke kediri cuma butuh 50 ribu buat bensin. Setelah sampai ditujuan aku langsung taruh tasku dan nyari ibuku. Aku cuma bisa melihatnya menangis tanpa berkata apapun. Aku cuma duduk disamping ibuku aja. Aku mandi dan duduk deket ibuku tanpa berkata apa2. Aku pikir biarkan dia menangis sepuasnya tanpa ada yg melarangnya. Malam hari aku cuma tidur di sofa di luar rumah. Aku diceritain salah satu keponakanku jika sebelum masuk rumah sakit, nenekku bertengkar sama salah satu anaknya. Anaknya ini ingin menggadaikan sertipikat rumahnya untuk bisnisnya. Tapi nenekku menolaknya. Anaknya ini mau mengusir neneekku ke rumah sebelah yg belum jadi karena rumah bagian tengah sudah dibangun dan diperbaiki sangat bagus hasil kerja diluar negeri oleh anaknya. Nenekku nangis dan berlari kedepan. Kemudian masuk rumah sakit yg akhirnya tiada. Setelah mendengar itu aku gak nyangka dan shock. Om ku bertanya sama saudaranya ini mengenai bisnisnya. Bla bla bla. Aku yg mendengar itu sangat marah dan benci. Bisa dengan santainya menceritakan tentang bisnisnya itu. Aku sebenarnya kasihan sama keponakanku dan mbakku karena mereka tidur di tempat yg belum direnovasi. Lantainya masih semen halus biasa. Sangat berbeda jauh dengan sebelahnya yg sudah keramik dan diperbaiki total padahal satu rumah. Seperti mereka ini tidur di gudang. Sangat miris sekali tapi mereka gak bisa apa2. Mbakku ditinggal mati suaminya. Kerja serabutan. Bisa dibilang menumpang ke omku. Aku semakin benci mengetahui hal ini. Karena itulah aku ingin sukses dan membuatkan mereka rumah yg layak. Makanya pundakku semakin berat. Tapi aku harus bisa. Hal inilah aku gak mau lagi ke kediri. Jika terpaksa kesana lebih baik aku tidur dipenginapan atau di masjid juga gak masalah. Daripada aku harus tidur dirumah itu. Setelah sehari kesana tiba2 aku demam. Badan panas dan dingin. Aku cuma sering tidur2 disana. Malam2 ibuku ternyata sadar kalo aku demam. Akhirnya aku diberikan obat. Tapi aku bilang aku gpp cuma kecapean. Padahal yg aku rasain badan sakit, kepala pusing dan terasa sangat dingin. 3 hari disana aku meriang parah. Hari berikutnya aku bilang ke ibuku kalau aku mau pulang. Soalnya adekku dan bapakku sudah sampai di rumah. Adekku dan bapakku giliran menemani ibuku. Aku bilang kemereka biarkan bue menangis. Jangan larang apa2 dan biarkan saja. Saat aku mau pulang gak dibolehin karena masih demam. Aku bilang aku gapapa dan sudah sehat. Setelah ngotot ingin pulang akhirnya aku pulang. Bermodal sisa 10 ribu buat bensin. Aku bilang ke ibuku santai aja aku masih punya uang. Dengan nekat gak masalah, walaupun nanti aku harus mendorong motor gak masalah. Nekat dan nekat yg ada dipikiranku saat itu. Tapi alhamdulillah ternyata omku yg baik hati maksa aku buat kasih uang padahal aku sudah menolaknya. Alhamdulillah bisa tenang walau cuma segitu aja. Semoga gak ada musibah. Perjalanan tenang sampai di tempat kerja. Di tempat kerja sakitku makin parah. Katanya di tubuhku ada yg ngikutin. Akhirnya dilepas. Beberapa hari akhirnya sehat lagi.

0 Komentar