Hallo guys, senang bisa berjumpa lagi.
Postingan kali ini sedikit horor jadi ketika membaca cerita ini pastikan jangan membaca dalam keadaan sendirian, dan pastikan juga jika temen disampingmu gak melayang ya guys. Hahaaa.
Ketika itu waktu menunjukkan jika hari sudah malam hari. Setelah menjalankan sholat isya' kita memutuskan untuk bermain. Terus kapan kita belajarnya? Tentu saja setelah maghrib sampai isya', hahaaaa. Setelah itu ya main.
Pada saat itu ternyata kita kebingungan mau main apa, karena mungkin mood semuanya sedang tidak bagus guys. Kita hanya duduk-duduk disamping kantor pelayanan SIM sambil cerita-cerita lucu, yang pasti ceritanya lucu, santai, dan menghibur. Gak terasa ternyata kita bercerita hampir sekitar 2 jam, mulai dari jam 19.30 WIB (dibaca: setengah delapan) sampai jam 21.30 WIB (dibaca setengah sepuluh). Kita bercerita disana ditemani oleh tukang nasi goreng yang biasa mangkal di kantor pelayanan SIM disana saat malam hari. Oh ya guys, gue juga punya cerita lucu, menarik, dan menegangkan bersama dengan tukang nasi goreng juga guys. Jadi, ditunggu saja ceritanya. Kita lanjut dulu cerita ini ya guys.
Setelah kita bercerita panjang lebar, karena besok pagi adalah hari libur (hari minggu guys) kita pun akhirnya memutuskan untuk bermain pada keesokan harinya setelah menunaikan sholat subuh.
Waktu menunjukkan pukul 04.00 (kayaknya guys) adzan berkumandang. Setelah sholat subuh selesai, selanjutnya yang ditunggu-tunggu yaitu main. Setelah semua sudah siap, akhirnya kita meluncur. Dengan masih menggunakan sarung dan peci tetapi sarung dipakai seperti layknya seorang pos ronda, kemudian peci dipakai dengan posisi miring. Hahaaa. Kampungan ditengah-tengah kota.
Kita pun menuju ke tugu Kartini karena letak Asrama tempat gue tinggal deket dengan tugu Kartini. Oh ya guys, saat itu suasana sangat sepi sekali guys. Dijalan raya aja tidak ada satupun pengendara kendaraan yang lewat, hanya ada lampu lalu lintas yang menunjukkan warna kuning. Tengah kota, tapi sepinya warr biasah.
Saat kita sampai di sekitar tugu Karini, kita duduk-duduk ditengah jalan raya. Tepatnya di zebra cross. Setelah duduk-duduk adalah salah satu dari temen gue yang ternyata melakukan hal berbahaya ditengah jalan raya yang sepi, yaitu tiduran di tengah jalan raya. Akhirnya hal itu dilakukan oleh semuanya termasuk gue guys. Pasti ada yang berfikir hal itu kan sangatlah berbahaya, kenapa masih dilakukan?
Jika ada yang berfikir seperti itu, gue akan menjawab pertanyaan itu dengan 2 jawaban guys. Jawaban pertama, kita tau itu sangatlah berbahaya tetapi saat itu jalan masih sangat sepi. Jawaban kedua, kita tahu itu sangatlah berbahaya tetapi kita hanyalah seorang anak kecil, bahaya belum ada dalam pikiran dan benak kita, karena bahagia dan kesenangan yang kita tahu.
Pasti ada yang berfikiran juga, kapan ada horornya? Dari tadi ceritanya belum ada yang menyinggung horror sama sekali.
Gue akan menjawab dengan kata sederhana guys, sabaaarrrrrrrrr. Karena sesuatu yang menarik datangnya belakangan.
Saat itu kita masih melakukan hal yang sama yaitu tiduran di tengah jalan raya. Kita tiduran di jalan raya hanya beberapa detik saja, kemudian bangun dan menepi dijalan. Setelah itu tiduran lagi, seperti itu terus guys. Padahal kita tahu bahwa jalan raya masih sangat sepi. Kemudian saat itu salah satu dari kita yaitu anak dari Kapolres Jepara(Kepala Polisi Resort Jepara) sebelum tiduran dia mengecek kanan kiri, ternyata masih sangatlah sepi, kemudian dia memutuskan untuk tiduran di tengah jalan raya, entah nasibnya yang buruk tiba-tiba dia ditabrak oleh pengendara sampai berdarah, pengendara itu merupakan pengendara sepeda biasa (bukan motor atau mobil ya guys). Coba bayangkan ya guys, sebelum melakukan aksi itu dia sudah melihat kanan kiri dan itu sangatlah sepi sekali. Entah sepedanya datang dari mana, dia tertabrak sepeda guys. Apakah itu sepeda gaib, atau sepeda teleportasi, atau apa? Pertanyaan yang masih mengganjal. Bagaimana dia bisa tertabrak sepeda? It's real guys. Kita semua sama sekali tidak menyadari kedatangan sepeda itu. Ini masih menjadi sebuah misteri guys.
Setelah kejadiaan itu, kita semua sangat takut, karena kita tahu bahwa dia adalah anak dari Kapolres Jepara. Anak dari pemimpin dari seluruh polisi di Kota Jepara.
Ternyata dia tidak apa-apa, meskipun sampai berdarah di keningnya, untung saja tidak terjadi masalah. Setelah kejadian itu, kita mengetahui bahwa pengendara sepeda itu adalah gurunya. Tetapi hal itu belum bisa menjawab bagaimana pengendara sepeda itu muncul? Setelah kejadiaan yang buruk dan gaib itu kita masih sangatlah akrab dan sering bermain dengannya.
Bagiamana guys ceritanya? Horor bukan? Hahaaa. Ada yang punya hipotesis tentang kejadiaan itu yang bisa dijelaskan secara ilmiah guys? Kalau ada comment ya.
Sekian dulu guys cerita horror penulis mengenai Sepeda Gaib Sang Guru, pesan gue dari cerita ini yaitu:
Tidak ada status yang membedakan untuk menjalin sebuah berteman. Entah itu orang terpandang, orang kaya, orang biasa, orang miskin, atau status yang lainnya. Hal itu bukan sebuah tolok ukur untuk berteman. Berteman adalah membagi kebahagiaan dan kesedihan secara bersama.
Semoga terhibur.
0 Komentar