Petaka Seorang Koki 2

Admin 11/04/2016 08:22:00 AM
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Hallo guys, senang bisa berjumpa lagi.

Masih merindukan cerita gue ya guys? Hihihi.

Ok guys, sesuai dengan janji gue pada postingan sebelum-sebelumnya yaitu Koki Handal ala Anak Keren, gue akan menceritakan tentang kisah itu guys. Sudah baca postingan Koki Handal ala Anak Keren??? Kalo belum, WAJIB dibaca dulu guys cerita Koki Handa Ala Anak Keren kemudian baru lanjut ke cerita ini.

Langsung saja deh, silahkan disimak ya kisah gue ini.

Dalam postingan Koki Keren ala Anak Handal, gue dan temen-temen gue selalu ada aja ide aneh.

Pada saat itu kita sedang bermain masak-masakan disamping dapur temen gue, Mamat. Belum tahu siapa dia? Wajib baca dari awal guys. Gue akan deskripsikan lingkungan sekitar saat itu guys. Ada juga gudang motor yang berisi puluhan motor yang disita karena operasi ataupun karena kecelakaan. Ada juga lapangan sawah yang luas. Pokoknya luas. Dan satu lagi guys, disamping dapur ada bak penampungan sampahnya juga. Disitulah kita bermain masak-masakan. Merasa jijik?? No. Itu mungkin sudah biasa bagi kita karena kita semua adalah jiwa petualang. Heheee. Masak kita semua yang berjiwa adventure seperti ini kalah dengan namanya bau? Bau sudah melekat dengan jiwa kita guys.

Ketika itu disamping tempat kita bermain terdapat pohon pisang yang lumayan lebat. Kita mengambil dan menggunakan daun pisang yang sudah kering untuk dibakar.

Disaat kita sedang memasak, ternyata apinya mulai padam, padahal masakannya belum matang. Kita semua pun bergegas mencari apapun untuk dibakar, pokoknya apapun itu, mulai dari sandal bekas yang kita temui, plastik, kertas, dan yang paling hebat adalah minyak tanah. Hahaaa. Kita juga membakar minyak tanah guys.

Disaat kita membakar minyak tanah api langsung membesar dengan cepat. Kita juga sepertinya sudah tidak peduli lagi dengan masakan yang kita masak karena abu bekas barang yang telah terbakar menutupi seluruh wajan yang berisi makanan. Hahaa.

Oh ya guys, saat itu temen gue ternyata menemukan sebuah bensin. Teman saya dengan gegabahnya langsung menuangkan semua bensin tersebut. Alangkah terkejutnya saat itu api mulai membesar. Apinya lebih besar dari tadi karena jumlah bensin ini lebih banyak dibandingkan dengan jumlah minyak tanah. Terasa sangat panas sekali saat berada didekatnya. Kita semua pun menjauh.

Sialnya, sandal teman gue ikut terbakar. Tidak hanya sandal saja yang terbakar, tetapi api pun mulai merambat ke pohon pisang yang berada didekatnya. Kita semua pun tambah panik dengan hal itu.

Kita semua pun bahu membahu memadamkan api tersebut. Sialnya lagi, karena api yang merambat dengan cepat dan melewati bahan-bahan yang mudah terbakar, akhirnya merambat ke bak penampungan sampah dan membakar semua bak penampungan sampah.

Kita semua jadi tambah takut karena kelakukan kita. Kita sudah tidak bisa memadamkan apinya. Kita pun memutuskan untuk "KABUR". Disaat yang bersamaan, warga sekitar mulai memadati area sekitar bak.

Saat itu gue langsung pulang melewati jalan yang biasa tidak dilalui oleh orang lain. Gue pulang melalui jalan memutar. Gue lari terbirit-birit menuju rumah sambil melihat sekitar untuk menghindari orang.

Disaat gue sampai dirumah, dengan inisiatif gue langsung ganti baju agar tidak diketahui. Dan gue pun memutuskan untuk melihat proses pemadaman api dengan baju yang beda, penampilan beda, dan sikap yang beda tanpa kesalahan. Yang pastinya memasang wajah polos tak berdosa. Hahahaaa.

Setelah 1 jam an. Api pun padam, untung saja api tidak merambat ke gudang motor. Kalo sampai merambat ya urusannya bisa lebih parah lagi nantinya. Hahahaaa.

Mungkin jika gudang ikut terbakar akan ada pasar malam, akan berkumpul penjual makanan, dan penjual tahu bulat "Tahu bulat, digoreng DADAKAN, 500an, acaranya DADAKAN, gurih-gurih, nyohh". Hahaaa

Cukup sekian guys. Gimana ceritanya guys? Menegangkan? Seru? Asyik? Semoga anda semua menikmati ya guys. Pesan gue kali ini adalah:

Jika anda bersalah, jujurlah. Katakan "A" jika memang itu "A". Jangan pernah katakan yang sebaliknya. Hidup dari pengalaman akan menambah pengalaman dan memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih baik.

Terima kasih.
Previous
Next Post »
0 Komentar