ibnufkh.com - Main di Sungai Part 2 -
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Hallo guys, senang
bisa berjumpa lagi.
Pasti sudah tidak sabar ya menunggu kelanjutan cerita sebelumnya. Jika belum membaca postingan sebelumnya, lebih baik dibaca dulu postingan sebelumnya guys. Nanti kalo langsung membaca cerita ini malah kurang greget gitu dan belum tahu awal ceritanya. Biar kata orang lebih afdhol gitu. Nih cerita sebelumnya: Main di Sungai.
Dibaca Dulu, Baru Lanjut.
Baik guys, kita sambung lagi cerita sebelumnya.

Pada cerita sebelumnya, kami dimarahi oleh pemilik kapal akibat kelakuan kami dan kami kabur dengan melewati rintangan yang sulit.
Keesokan harinya setelah kejadian disungai itu, kita memiliki sebuah ide konyol. Ide dari anak kecil ingusan itu adalah ide yang luar biasa. So Amazing. Bahkan suatu ide yang tidak pernah terfikirkan oleh orang dewasa sekalipun. "Kenapa kita tidak membuat kapal sendiri???". Itulah usulan gue saat itu, "dari pada kita menemukan kapal, kenapa kita tidak membuat kapal saja?". Ternyata mereka pun sependapat dengan usulan gue. Kita mulai berdiskusi bagaimana membuatnya, bahan-bahannya juga apa.
Ketika berdiskusi pun banyak sekali perdebatan muncul antara kita semua. Perdebatan anak kecil adalah perdebatan yang banyak sekali bicaranya (bahasanya: banyak nyrocosss). Hehee.
Saat sore harinya,
kita mengumpulkan semua bahan-bahannya, mulai dari gunting, tali rafia, kayu, dan yang terakhir dan yang paling penting adalah bahan utama dari kapal, yaitu GABUS. Wow. Kok bisa??? Hahahaa.
Kenapa kita berinisiatif untuk memilih gabus sebagai bahan utama kapal? Karena jika kita perhatikan gabus itu kan kalo ditaruh diatas air bisa mengambang kan??? Heheheee. Tetapi justru ide itu belum pernah terfikirkan dan terbayangkan oleh orang dewasa kan??? Hehee. Anak Kecil itu Hebat.
Keesokan harinya, bahan-bahan sudah terkumpul. Kita pun mulai merakit kapalnya menggunakan gabus yang digabung menjadi satu. Kali
ini, Brian juga ikut membantu membuat kapal karena sore hari yang lalu kita sudah memberi tahu padanya jika
kita akan membuat sebuah kapal. Dari bahan-bahan yang ada, terciptalah sebuah kapal yang luar biasa dengan panjang dan lebar dengan ukuran saat itu sekitar 3x3m2.
Setelah kapal
tersebut jadi, kita memutuskan untuk membawanya untuk dilakukan percobaan di
Sungai Kanal. Kami bergotong royong membawanya melewati Gedung RESERSE dan tempat tahanan.
Banyak sekali orang yang melihat kelakuan kami saat itu. Mungkin mereka berfikir seperti ini, "nih anak pada mau ngapain lagi (sambil mengkerutkan dahi dan memasang wajah penasaran)". Kami pun dengan PD nya lewat. Kurang greget gimana coba? Hahaa.
Kita pun berbagi tugas, ada yang bagian membawa kapal dan ada pula yang mendapat bagian membawa bambu yang sangat panjang.
Banyak sekali orang yang melihat kelakuan kami saat itu. Mungkin mereka berfikir seperti ini, "nih anak pada mau ngapain lagi (sambil mengkerutkan dahi dan memasang wajah penasaran)". Kami pun dengan PD nya lewat. Kurang greget gimana coba? Hahaa.
Kita pun berbagi tugas, ada yang bagian membawa kapal dan ada pula yang mendapat bagian membawa bambu yang sangat panjang.
Setelah kapal tersebut
mengambang di sungai berarti kapalnya berhasil guys. Suksessss. Saat itu juga, KITA SEMUA LANGSUNG NAIK KAPAL buatan kami itu setelah melihat kapal itu berhasil mengambang. Hahahahaaa.
Gue, Mamat, dan
Bagus naik semua di sebuah kapal gabus ukuran 3x3m2 hasil ciptaan
kami. Tenggelam kah? Oh, No, kapal tersebut tidak tenggelam, padahal saat itu
berat kita semua lumayan sih. Anehh kan? Jenis gabunya mungkin? Oh, No. Jenis gabus yang kami pakai adalah gabus yang berasal dari limbah televisi, limbah gabus alat elektronik, dll. Aneh bukan?
Itulah kapal buatan kami. Saat persiapan, kita mengatur posisi. Bagian yang membawa bambu berada ditengah dan yang lain mengelilinginya. Kami pun memutuskan mulai berjalan mengarungi sungai Kanal dan dibantu oleh sebuah bambu dan kayu sebagai pendorongnya. Suksesss.
Itulah kapal buatan kami. Saat persiapan, kita mengatur posisi. Bagian yang membawa bambu berada ditengah dan yang lain mengelilinginya. Kami pun memutuskan mulai berjalan mengarungi sungai Kanal dan dibantu oleh sebuah bambu dan kayu sebagai pendorongnya. Suksesss.
Ditengah
perjalanan, sambil menikmati suasana naik kapal yang syahdu, anggun, dan romantis ini, kami dikejutkan karena tiba-tiba kayu yang gue pakai sebagai dayung ternyata tidak sampai dasar,
mungkin karena sungainya sudah mulai dalam sekali nih, mungkin sekitar 1 meter lebih. Tapi untungnya masih ada bambu yang yang dipakai temen gue, Bagus, yang masih bisa menjangkau dasar sungai.
Selang beberapa
meter sebelum melewati jembatan Kanal, kita semua terkejut melihat sebuah biawak yang
berada di sebelah kanan sungai. Suasana yang semula damai berubah menjadi tegang. Hahahaaa.
Saat itu, kita
semua panik karena kita berada ditengah sungai yang sangat dalam dan diintai
oleh seekor biawak besar yang ada disamping kiri sungai. Kita panik sehingga membuat
kapalnya menjadi berlubang. Hahahaaa.
Kita semua pun
bergotong royong dengan mendayung kapal ini supaya bisa menjangkau tepi sungai dengan apapun caranya, termasuk memakai tangan dengan ketakutan yang luar biasa dan melelahkan. Hahaaa.
Tiba-tiba, biawak tersebut mulai masuk kedalam air dan ini justru menambah ketakutan kami semua. Tinggal beberapa meter lagi sampai di tepi, akan tetapi Brian langsung melompat mungkin karena sudah sangat takut. Sialnya, sandalnya hilang saat itu. Hahahaaa.
Saat berada
ditepi, kita bergegas turun dan menarik kapal kita ke tepi agar tidak hanyut.
Kita pun bergegas mencari batu untuk melempar biawak tersebut agar tidak
kemari. Hehehee.
Kita memutuskan
saat itu untuk pulang kerumah dengan menyimpan kapal kami di kolong jembatan
kanal.
Keesokan harinya,
kita kembali lagi kekanal untuk mengambil kapal kita. Hahahaa, gue dan
temen-temen gue ternyata gak kapok ya? Main kok kapok. Kalo asyik mungkin bisa diulang lagi, hehee. Setelah sampai di kolong jembatan dan mulai mencarinya ternyata kapal kita
sudah hilang entah kemana. Kita semua pun pasrah dengan hilangnya kapal buatan kami itu. Kita pun kembali ditempat biasa
ditepi sungai yang biasa kita main. Kita duduk termenung disana. Meratapi kapal kita yang hilang.
Bagimana ceritanya? Keren ya guys
ceritanya. Gokil, konyol, lucu, dan tegang ya.
Jangan lupa tertawa ya guys.
Jangan lupa tertawa ya guys.
Mungkin cukup
sekian dulu ya cerita gue saat bermain disungai. Pesan gue dari cerita ini
yaitu
Ide yang konyol dari seorang
teman dan menikmati ide itu bersama-sama dengan riang gembira akan mempererat
persahabatan. Kenangan itu diciptakan dari pengalaman buruk dan baik yang telah
kita lalui. Kenangan itu akan selalu tersimpan didalam hati. Seburuk apapun dan sebaik apapun, Kenanglah itu. -Ibnu FKH-
Terima kasih.

0 Komentar